Kisah tentang dinosaurus selalu menarik. Misteri yang menyelimutinya selalu menunggu untuk terus dan terus dikuak. Para ahli pun tak pernah kekurangan isu tentang hewan purba yang satu ini. Perdebatan ilmiah, pertanyaan ontologis, terus bergulir: apakah sebenarnya "dinosaurus" itu? Apakah benar dinosaurus itu termasuk jenis burung?
Mengaitkan dinosaurus dengan burung adalah perdebatan tak kunjung usai yang sudah dimulai sejak abad ke-19. Ketika itu, jejak kaki dinosaurus disalah tafsir sebagai jejak kaki burung (Glut, Dinosaurus-The Encyclopedia, 1997). Yang paling awal dianggap sebagai burung, yaitu genus Archaeopteryx—yang memiliki bulu (feathers), tetapi juga gigi dan berbagai ciri-ciri reptil lainnya. Dia dinobatkan sebagai ”burung yang tak terbantahkan yang pertama” (Currie dan Zhao, 1993).
Spesimen fosil pertama spesies Archaeopteryx lithographica ditemukan pada 1860 di lapisan Solnhofen Limestone (lapisan zaman Upper Jurassic) di Franconia, Bavaria. Temuan tersebut menegaskan bahwa burung telah ada di zaman Jurassic—sekitar 210 juta tahun lalu dan berlangsung selama 70 juta tahun pada Zaman Mesozoic. Kata dinosaurus awalnya adalah dinosauria, hasil gabungan kata dari bahasa Yunani, deinos (mengerikan) dan sauros (kadal).
Kini, secara umum para ilmuwan telah mengakui bahwa burung merupakan keturunan dari dinosaurus melalui proses evolusi. Penemuan selama ini masih seperti di awal tulisan: hewannya berbentuk dinosaurus, tidak bisa terbang, tetapi memiliki bulu.
Tahun lalu, di Provinsi Liaoning, China, di sebuah lapisan lokasi fosil (fossil bed) yang terkenal, Dr Zheng Xiaoting Shandong Tianyu Museum of Nature di Pingyi. Zheng dan rekan-rekannya menyebut penemuannya sebagai Tianyulong Confuciusi yang akhirnya dimasukkan dalam kelompok Saurischia yang merupakan nenek moyang burung.
Bulu pada burung berfungsi sebagai penghangat dan juga berfungsi sebagai penangkap sinyal, sementara jika itu bukan bulu karena ada di dalam kulit, sebenarnya fungsinya apa?
Atas keyakinan bahwa burung adalah keturunan dinosaurus, penemuan di Liaoning tersebut lalu dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Jika struktur di punggung bisa disebut "bulu", hewan semacam Stegosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus bisa disebut sebagai burung kelebihan bobot. Nah, ternyata misteri belum terpecahkan.
Mengaitkan dinosaurus dengan burung adalah perdebatan tak kunjung usai yang sudah dimulai sejak abad ke-19. Ketika itu, jejak kaki dinosaurus disalah tafsir sebagai jejak kaki burung (Glut, Dinosaurus-The Encyclopedia, 1997). Yang paling awal dianggap sebagai burung, yaitu genus Archaeopteryx—yang memiliki bulu (feathers), tetapi juga gigi dan berbagai ciri-ciri reptil lainnya. Dia dinobatkan sebagai ”burung yang tak terbantahkan yang pertama” (Currie dan Zhao, 1993).
Spesimen fosil pertama spesies Archaeopteryx lithographica ditemukan pada 1860 di lapisan Solnhofen Limestone (lapisan zaman Upper Jurassic) di Franconia, Bavaria. Temuan tersebut menegaskan bahwa burung telah ada di zaman Jurassic—sekitar 210 juta tahun lalu dan berlangsung selama 70 juta tahun pada Zaman Mesozoic. Kata dinosaurus awalnya adalah dinosauria, hasil gabungan kata dari bahasa Yunani, deinos (mengerikan) dan sauros (kadal).
Kini, secara umum para ilmuwan telah mengakui bahwa burung merupakan keturunan dari dinosaurus melalui proses evolusi. Penemuan selama ini masih seperti di awal tulisan: hewannya berbentuk dinosaurus, tidak bisa terbang, tetapi memiliki bulu.
Tahun lalu, di Provinsi Liaoning, China, di sebuah lapisan lokasi fosil (fossil bed) yang terkenal, Dr Zheng Xiaoting Shandong Tianyu Museum of Nature di Pingyi. Zheng dan rekan-rekannya menyebut penemuannya sebagai Tianyulong Confuciusi yang akhirnya dimasukkan dalam kelompok Saurischia yang merupakan nenek moyang burung.
Bulu pada burung berfungsi sebagai penghangat dan juga berfungsi sebagai penangkap sinyal, sementara jika itu bukan bulu karena ada di dalam kulit, sebenarnya fungsinya apa?
Atas keyakinan bahwa burung adalah keturunan dinosaurus, penemuan di Liaoning tersebut lalu dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Jika struktur di punggung bisa disebut "bulu", hewan semacam Stegosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus bisa disebut sebagai burung kelebihan bobot. Nah, ternyata misteri belum terpecahkan.
Comments
Post a Comment