JAKARTA, RABU - Salah satu bulan Planet Saturnus yang bernama Titan mungkin objek selain Bumi yang mendukung kehidupan. Keyakinan para ilmuwan tersebut semakin kuat dengan dideteksinya petir di atmosfernya baru-baru ini.
"Sejauh ini, memang belum terlihat petir di atmosfer titan," ujar Juan Antonio Morente, peneliti dari Universitas Granada, Spanyol. Namun, ia mengatakan, aktivitas listrik di atmosfernya yang tebal telah terdeteksi.
Tim yang dipimpin Morente mengetahui adanya petir dari hasil rekaman data yang dikirimkan wahana milik badan antariksa Eropa (ESA) Huygens yang dilepaskan ke atmoster Titan pada tahun 2005. Huygens yang sebelumnya dibawa wahana lain bernama Cassini itu merupakan wahana pertama yang menembus atmosfer Titan yang tebal.
Saat wahana tersebut masuk ke atmosfer Titan, langsung terempas 30 derajat oleh dorongan angin yang kuat. Saat itulah, Huygens mendeteksi aktivitas listrik. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Icarus edisi terbaru.
Penemuan aktivitas listrik yang diyakini kuat sebagai petir itu menambah daftar kemiripan Titan dengan lingkungan Bumi. Sebelumnya, para ilmuwan mendeteksi danau minyak di permukaan Titan yang menjadikannya sebagai objek ruang angkasa kedua setelah Bumi yang diketahui memiliki cairan di permukaannya.
Hasil studi terbaru itu menunjukkan aktivitas listrik di sana melepaskan energi yang sebanding dengan petir di atmosfer Bumi. Yang membedakan, permukaan Titan sangat dingin dengan suhu sekitar -180 derajat Celcius sehingga makhluk apapun di Bumi tak akan kuat hidup di sana. Selama ini, petir diyakini sebagai energi yang pertama kali mereaksikan molekul-molekul organik yang merupakan benih kehidupan di Bumi.
"Sejauh ini, memang belum terlihat petir di atmosfer titan," ujar Juan Antonio Morente, peneliti dari Universitas Granada, Spanyol. Namun, ia mengatakan, aktivitas listrik di atmosfernya yang tebal telah terdeteksi.
Tim yang dipimpin Morente mengetahui adanya petir dari hasil rekaman data yang dikirimkan wahana milik badan antariksa Eropa (ESA) Huygens yang dilepaskan ke atmoster Titan pada tahun 2005. Huygens yang sebelumnya dibawa wahana lain bernama Cassini itu merupakan wahana pertama yang menembus atmosfer Titan yang tebal.
Saat wahana tersebut masuk ke atmosfer Titan, langsung terempas 30 derajat oleh dorongan angin yang kuat. Saat itulah, Huygens mendeteksi aktivitas listrik. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Icarus edisi terbaru.
Penemuan aktivitas listrik yang diyakini kuat sebagai petir itu menambah daftar kemiripan Titan dengan lingkungan Bumi. Sebelumnya, para ilmuwan mendeteksi danau minyak di permukaan Titan yang menjadikannya sebagai objek ruang angkasa kedua setelah Bumi yang diketahui memiliki cairan di permukaannya.
Hasil studi terbaru itu menunjukkan aktivitas listrik di sana melepaskan energi yang sebanding dengan petir di atmosfer Bumi. Yang membedakan, permukaan Titan sangat dingin dengan suhu sekitar -180 derajat Celcius sehingga makhluk apapun di Bumi tak akan kuat hidup di sana. Selama ini, petir diyakini sebagai energi yang pertama kali mereaksikan molekul-molekul organik yang merupakan benih kehidupan di Bumi.
Comments
Post a Comment